Dulu dia musuh paling garang. Gak main-main, niat banget buat ngehabisin Islam sampai-sampai bawa pedang dan bilang, “Gue bunuh Muhammad hari ini!” Tapi yang terjadi justru plot twist paling gila dalam sejarah: dia malah jadi pelindung Islam nomor satu. Siapa dia? Umar bin Khattab, bro. Sosok yang dulu beringas, sekarang jadi benteng umat. Ini bukan kisah drama Netflix—ini kenyataan yang lebih liar dari fiksi.
Umar tuh bukan tipe cowok manis yang ngomong lembut. Dia keras, tegas, gak suka basa-basi. Tapi justru itu yang bikin dia ditakuti musuh dan disayang kawan. Begitu dia masuk Islam, para sahabat yang tadinya ngumpet-ngumpet langsung jalan gagah ke Ka’bah. Shalat terang-terangan. Semua gara-gara satu orang: Umar.
Lo bayangin, zaman itu jadi Muslim tuh kayak jadi buronan. Tapi begitu Umar masuk Islam, dia bilang ke Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Kenapa kita harus sembunyi? Bukankah kita di atas kebenaran?” Gila, mental baja. Langsung bikin orang-orang Quraisy mikir dua kali buat gangguin umat Islam.
Waktu dia jadi khalifah, jangan pikir dia duduk manis di kursi kekuasaan sambil ngopi. Dia turun ke jalan, keliling malam-malam, nyari rakyat yang kelaparan. Pernah dia denger anak kecil nangis kelaparan, ibunya pura-pura masak biar anaknya tidur. Umar langsung nangis. Dia angkut sendiri gandum dari gudang baitul mal, masak, dan suapin tuh anak. Lo pikir pemimpin hari ini ada yang kayak gitu?
Keadilan? Jangan main-main sama Umar. Anak orang biasa salah, dihukum. Anak pejabat salah, dihukum juga. Pernah anak gubernurnya mukul rakyat biasa. Si rakyat ngadu ke Umar. Tau apa yang dia lakuin? Dia suruh si rakyat balas pukulan di depan umum. “Islam menyamakan semua orang di bawah hukum.” Boom. Keadilan level dewa.
Umar bukan cuma tegas sama orang lain. Dia tegas sama diri sendiri. Gak ada hidup mewah. Bajunya tambalan, rumahnya sederhana, makanan dia seadanya. Dia bisa aja hidup kayak sultan, tapi dia pilih jadi rakyat biasa. Karena buat dia, kekuasaan bukan hak, tapi amanah. Dan dia takut banget ditanya Allah, “Apa yang kamu lakuin sama rakyatmu?”
Yang paling bikin merinding? Waktu dia ditusuk di masjid. Dalam kondisi sekarat, dia masih mikirin umat. Masih sempet bilang, “Kalau aku bisa keluar dari dunia ini tanpa dosa, itu udah cukup buatku.” Dia gak mikir prestasi, gak mikir pujian. Dia cuma mikir pertanggungjawaban di akhirat.
Umar itu bukti hidup kalau orang paling keras bisa berubah jadi cahaya paling terang. Bahwa keberanian, kalau diarahkan ke jalan yang benar, bisa jadi kekuatan yang mengubah dunia. Lo ngerasa udah terlalu jauh dari Allah? Liat Umar. Dari pembenci jadi pelindung. Dari musuh jadi mujahid. Gak ada kata terlambat buat berubah. Asal lo berani.
Jadi, lo pilih jadi penonton sejarah… atau lo mau jadi bagian dari kisah perubahan?