Quincy Promes, eks bintang Ajax dan timnas Belanda, akhirnya tak bisa lagi lari. Setelah sempat "bersembunyi" nyaman di Dubai sambil main bola, Promes resmi diekstradisi ke Belanda untuk mulai menjalani hukuman penjara. Bukan cuma satu kasus, tapi dua: penyelundupan 1,3 ton kokain dan penusukan sepupunya sendiri. Total vonis: 7,5 tahun.

Ini bukan sekadar cerita pemain bola yang jatuh karena gaya hidup liar. Ini tentang bagaimana seorang atlet top bisa berubah jadi figur kriminal kelas berat. Ironisnya, saat semua orang bicara tentang legacy dan inspirasi, Promes justru jadi simbol kegagalan moral di balik popularitas.

Otoritas Belanda nggak main-main. Meski Promes ngotot banding dan ngilang dari radar hukum, mereka tetap ngejar. Dari penangkapan di Dubai sampai ekstradisi, semua dijalankan rapi dan tegas. Sekarang, tak peduli seberapa besar nama atau followers-mu, kalau main narkoba dan nyerang orang, hukum tetap bicara.

Kasus ini ngasih tamparan keras buat dunia sepak bola: jangan cuma jago di lapangan, tapi juga harus beres di luar. Promes pernah dielu-elukan sebagai harapan Belanda, tapi akhirnya malah jadi headline kriminal. Dari lapangan hijau ke jeruji besi, inilah nasib seorang bintang yang jatuh karena salah jalan.

Popular posts from this blog