Ahok Sentil Pajak: Pejabat Kaya Mendadak Dibiarkan, Kelas Menengah Diburu


Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kembali melontarkan kritik pedas terkait ketimpangan perlakuan pajak di Indonesia. Dalam sebuah video yang viral, Ahok menyoroti fenomena pejabat publik yang kerap mengaku menerima “hibah” atau hadiah bernilai fantastis, namun lolos dari jeratan pajak dan aturan gratifikasi.

“Kalau hadiah itu dari orang yang bukan keluarga inti, bukankah itu gratifikasi? Kenapa tidak dianggap penghasilan dan dikenai pajak?” tegas Ahok dalam pernyataannya. Ia menuding, aparat pajak justru lebih agresif memburu kelas menengah ketimbang menyentuh kekayaan para pejabat yang mencurigakan.

Ahok menilai ada standar ganda yang mencolok. Di satu sisi, masyarakat biasa diperas dengan kewajiban pajak ketat. Di sisi lain, pejabat yang mendadak kaya raya dengan alasan “dapat hadiah” seakan kebal pemeriksaan. “Kalau mau adil, jangan cuma kejar pegawai dan pengusaha menengah. Arahkan mata ke pejabat yang kaya mendadak karena hadiah,” sindirnya.

Pernyataan ini memantik perbincangan hangat di publik. Kritik Ahok mempertegas tuntutan lama agar reformasi perpajakan tak sekadar jargon, tapi benar-benar berani menyasar kalangan berkuasa yang selama ini terkesan dilindungi sistem.