Mark Zuckerberg Beberkan Visi Meta: AR Holografik, AI Generatif, dan Masa Depan Interaksi Manusia


Mark Zuckerberg kembali memamerkan ambisi besar Meta: membangun masa depan di mana batas antara dunia nyata dan digital makin kabur. Dalam percakapan eksklusif dengan jurnalis teknologi Cleo Abram, sang bos Meta menguraikan bagaimana kacamata augmented reality (AR) holografik akan menjadi “platform komputasi besar berikutnya” setelah ponsel.

Zuckerberg menyebut perangkat ini bukan sekadar alat, melainkan pintu menuju era baru koneksi manusia. Bayangkan bisa duduk di ruang tamu, lalu bercakap dengan kerabat di belahan dunia lain seolah-olah mereka hadir di hadapan kita. “Teknologi bukan hanya soal efisiensi, tapi soal menghadirkan kembali keintiman dalam hubungan,” katanya.

Namun, visi Zuckerberg tak berhenti di situ. Ia percaya kecerdasan buatan generatif akan merevolusi media sosial. Dari membantu menyaring banjir informasi, menyusun ringkasan konten, hingga menciptakan “versi AI” dari para kreator yang bisa tetap berinteraksi dengan komunitas mereka meski sang kreator sedang offline. Sebuah ide yang menimbulkan rasa kagum sekaligus was-was: apakah manusia perlahan digantikan avatar digital?

Dalam isu paling kontroversial, Zuckerberg berdiri di barisan pro-open source. Ia menilai membuka kode AI justru memperkaya inovasi, memperluas diversitas, dan meningkatkan keamanan. Sebuah sikap yang berseberangan dengan banyak pesaing teknologi yang memilih jalur tertutup demi dominasi pasar.

Wawancara itu ditutup dengan refleksi personal. Zuckerberg mengaku masih dihantui satu pertanyaan mendasar: apakah AI akan terus berkembang tanpa batas, atau justru akan mentok di dataran tinggi, tak mampu lagi melampaui kemampuan yang ada?

Di balik optimisme dan jargon futuristik, percakapan ini menyingkap dilema besar yang dihadapi Meta dan dunia teknologi: apakah ambisi menciptakan realitas baru akan mempererat hubungan manusia, atau justru menjauhkan kita dari esensi kemanusiaan itu sendiri? Zuckerberg seolah melempar bola panas ke masa depan—dan dunia tengah menunggu jawabannya.