Vivo kembali mengguncang pasar ponsel lipat dengan kehadiran Vivo X Fold 5, penerus dari X Fold 3 Pro yang kini tampil lebih tipis, lebih ringan, namun justru lebih tangguh. Inovasi desain yang ramping membuat perangkat ini lebih nyaman digenggam, sementara sertifikasi ketahanan air IPX9+ dan debu IP5X menegaskan keseriusan Vivo dalam membangun perangkat lipat yang tak sekadar gaya, tetapi juga tahan banting.
Di sektor daya, Vivo X Fold 5 hadir dengan gebrakan besar: baterai 6000 mAh. Kapasitas jumbo ini jelas mengungguli generasi sebelumnya, menjawab kritik bahwa ponsel lipat rentan boros energi. Ditambah lagi dukungan pengisian cepat 80W dan pengisian nirkabel, pengguna bisa bernapas lega tanpa dihantui rasa cemas kehabisan daya di tengah mobilitas tinggi.
Kamera pun tak main-main. Vivo menyematkan lensa telefoto periskop yang dalam ulasan disebut sebagai salah satu yang terbaik di kelasnya. Kualitas jepretan jarak jauh kini bukan sekadar gimmick, melainkan senjata serius untuk bersaing dengan raksasa lain di lini flagship.
Performa didorong oleh Snapdragon 8 Gen 3. Meski bukan prosesor terbaru di tahun ini, chipset tersebut masih cukup bertenaga untuk memastikan pengalaman premium dalam multitasking maupun gaming. Namun, inilah salah satu titik kritis: Vivo seolah bermain aman dengan memilih prosesor lama ketimbang membenamkan teknologi mutakhir.
Layar? Vivo X Fold 5 memanjakan mata dengan panel AMOLED LTPO 120Hz, baik di layar utama 8,03 inci maupun layar depan 6,53 inci. Visual mulus, warna tajam, dan fleksibilitas lipatan membuat perangkat ini terasa seperti tablet yang bisa dilipat kembali menjadi ponsel biasa.
Namun, persoalan perangkat lunak masih jadi ganjalan. FunTouch OS 15 yang dibawa ke pasar global dinilai terlalu polos jika dibandingkan dengan Origin OS yang lebih kaya fitur di Tiongkok. Sebuah ironi: perangkat keras nyaris sempurna, tetapi perangkat lunak justru tertinggal.
Kesimpulannya, Vivo X Fold 5 adalah kombinasi daya tahan, fitur kamera kelas atas, dan daya baterai masif dengan harga yang relatif kompetitif. Meski masih ada catatan kecil pada chipset dan software, ponsel ini tetap menjadi ancaman serius bagi kompetitor, sekaligus bukti bahwa Vivo tak lagi sekadar “alternatif,” melainkan penantang utama di arena ponsel lipat.