Posts

Image
Juliana Marins, cewek 26 tahun asal Brasil, tewas tragis di jurang Gunung Rinjani, Lombok. Cewek ini datang ke Indonesia buat liburan, bukan buat dimakamkan. Tapi realita pahit yang terjadi: dia jatuh ke jurang sedalam 650 meter pada malam 20 Juni, dan selama empat hari dia dibiarkan tanpa pertolongan cepat. Tahu-tahu jasadnya baru berhasil dievakuasi Selasa sore, 24 Juni. Empat hari bro. Empat hari nunggu bantuan, sementara hidupnya perlahan habis di dasar jurang. Dan yang lebih miris? Warganet Brasil ngamuk. Serius. Mereka nyerbu akun Instagram Presiden Prabowo, Basarnas, bahkan akun pariwisata. Komentar-komentar penuh amarah membanjiri postingan, nyuruh Indonesia bertanggung jawab. “Kenapa bisa selama itu evakuasinya?” “Negara ini nggak siap menyambut turis?” Bahkan ada yang bilang, “Kalau nggak bisa selamatin, jangan buka gunungnya buat pendakian!” Juliana bukan pendaki liar. Dia ikut jalur resmi, sewa guide lokal. Tapi malah ada kabar, si guide ninggalin dia sendirian pas dia mint...
Image
Kevin Durant resmi cabut dari Phoenix Suns dan pindah ke Houston Rockets. Gila sih, trade ini bener-bener bikin heboh dunia basket. Suns ngirim KD ke Rockets dan dapet balasan Jalen Green, Dillon Brooks, plus draft pick yang lumayan banyak, termasuk pick nomor 10 buat draft 2025. Banyak yang langsung bilang Suns mulai masuk mode rebuild, soalnya ngorbanin superstar kayak Durant tuh bukan keputusan kecil. Di sisi lain, Rockets langsung jadi tim yang disorot. Dapet pemain sekaliber Durant tuh jelas bikin mereka naik level. Udah punya skuad muda yang solid, sekarang ditambah pemain senior yang udah kenyang pengalaman. Bisa dibilang Rockets langsung berubah dari tim berkembang jadi tim yang bisa ancam gelar dalam semalam. Durant bakal gabung sama anak-anak muda berbakat kayak Amen Thompson, Jabari Smith Jr., dan Şengün. Kombonya bisa ngeri banget sih musim depan. Durant sendiri nggak banyak komentar waktu ditanya soal pindah ini. Cuma bilang, “We’ll see,” di salah satu event. Mungkin dia j...
Image
Benjamin Šeško membuat Arsenal frustrasi. Klub London itu sudah menyiapkan dana lebih dari 81 juta euro untuk mengamankan striker muda berbakat dari RB Leipzig, tapi negosiasi gaji malah macet. Arsenal geram. Mereka merasa diulur-ulur, dipermainkan. Manajemen mulai kehilangan kesabaran, bahkan kini diam-diam melirik opsi lain—Viktor Gyökeres. Ini bukan soal uang saja, tapi soal harga diri. Mereka tak mau terlihat seperti pengejar cinta yang tak dihargai. Nama-nama lain seperti Hugo Ekitike dan bahkan Julian Álvarez ikut masuk meja diskusi. Mikel Arteta ditekan waktu dan ekspektasi fans yang lapar trofi. Di sisi lain, Chelsea lagi-lagi terancam kena tikung. Jamie Gittens, pemain muda sensasional dari Dortmund, sudah setuju personal terms. Tapi kini Bayern Munich datang membawa godaan lebih besar. Situasi ini membuat Stamford Bridge ketar-ketir. Bayern tidak main-main. Mereka tahu cara merayu, tahu celahnya, dan mereka punya nama besar yang bisa menggoyahkan tekad siapa pun. Chelsea seda...
Image
Penduduk Amerika memiliki pandangan yang kompleks dan seringkali kontradiktif terhadap gagasan negaranya menyerang Iran. Di luar permukaan opini yang sering muncul di media sosial—yang biasanya dipenuhi polarisasi antara pro-perang dan anti-perang—terdapat lapisan pemikiran yang lebih mendalam yang jarang dibahas secara terbuka. Banyak warga Amerika sebenarnya tidak memiliki pemahaman utuh tentang Iran. Sebagian besar hanya mengenalnya melalui narasi pemerintah atau film-film Hollywood yang menggambarkan Iran sebagai negara musuh. Namun, di kalangan akademisi, veteran militer, dan komunitas diaspora, ada keprihatinan yang lebih besar soal dampak jangka panjang jika Amerika benar-benar menyerang Iran. Kekhawatiran mereka bukan hanya tentang geopolitik, tetapi tentang luka psikologis yang diwariskan dari perang-perang sebelumnya, terutama Irak dan Afghanistan. Ada sekelompok veteran muda yang diam-diam berbagi keresahan bahwa serangan ke Iran hanya akan mengulang lingkaran kegagalan yang...
Image
Jokowi itu baik. Kita tahu itu. Kita lihat sendiri. Dia bukan bangsawan politik. Bukan anak keturunan penguasa. Bukan elite yang tumbuh dari partai tua penuh intrik. Dia datang dari Solo, dengan tangan tukang dan gaya membumi. Dia bicara pelan, kadang terlalu sederhana, tapi justru itu yang bikin dia beda. Di tengah para politisi yang banyak gaya dan banyak akal, Jokowi datang dengan kesan tulus. Dan rakyat jatuh hati. Tapi persoalannya bukan di Jokowi. Persoalannya ada di bayangan yang berdiri di belakangnya. Di orang-orang yang dulu datang merunduk, sekarang berdiri pongah atas nama “kedekatan”. Orang-orang yang mencatut nama Jokowi untuk melancarkan ambisi pribadi. Mereka bilang mereka loyalis, tapi kita tahu mereka penumpang. Mereka yang haus kuasa, yang pakai wajah Jokowi sebagai kedok moral untuk proyek dinasti, konsolidasi, bahkan kooptasi total. Rakyat diminta percaya, tapi akal sehat kita disuruh mati. Rakyat diminta bersyukur, tapi suara kritis dituduh merusak. Mereka bilang ...
Image
Kim Jong-un lagi-lagi bikin dunia panas dingin. Kali ini bukan cuma soal nuklir atau parade militer, tapi soal komentarnya yang tajam terhadap aksi militer Amerika dan sekutunya. Setelah serangan udara AS dan Israel ke fasilitas nuklir Iran, Kim langsung buka suara. Nggak pake basa-basi, dia bilang itu pelanggaran brutal terhadap kedaulatan negara lain. Dan yang lebih bikin geger: dia menyerukan dunia internasional buat bersatu lawan arogansi militer Barat. Lo bayangin, seorang diktator yang dituduh pelanggar HAM berat, sekarang tampil kayak pahlawan anti-imperialis. Ironis? Banget. Tapi jangan salah, ini bukan cuma retorika kosong. Beberapa hari sebelum komentar soal Iran itu, Kim udah ketemu langsung sama Menteri Keamanan Rusia, Sergei Shoigu. Mereka peluk-pelukan politik dan sepakat buat memperkuat aliansi militer. Kim bahkan janji akan dukung Rusia tanpa syarat dalam konflik Ukraina. Lo ngerti nggak sih? Satu rezim otoriter ngasih restu penuh ke rezim otoriter lain buat terusin per...
Image
GAMBARAN BARU ISRAEL: NETANYAHU MAIN GEDE-GEDEAN, HERZOG NGEDUMEL DARI SAMPING Di tengah panasnya isu Gaza, konflik Iran, dan dunia yang makin nggak sabaran ngeliat siapa sebenarnya yang ngontrol Israel, ada dua tokoh sentral yang justru makin nunjukin kontrasnya: Benjamin Netanyahu dan Isaac Herzog. Yang satu main gebuk dan ngegas di panggung dunia, yang satu lagi bisik-bisik ngajak damai sambil ngelirik kiblat demokrasi yang makin kabur di negaranya sendiri. Netanyahu, sang Perdana Menteri, udah kayak raja tanpa mahkota. Operasi militer di Gaza? Jalan. Gempur fasilitas nuklir Iran bareng Amerika? Jalan. Aneksasi Tepi Barat? Lagi nyari momen pas. Reformasi hukum biar pengadilan bisa dikontrol? Udah lama dimasukin daftar agenda. Nggak tanggung-tanggung, dia udah kayak ngegas mobil sport tanpa rem, ngandelin aliansi politik ultranasionalis dan bekal restu dari sobat lamanya: Donald Trump. Rencananya jelas: Israel jadi negara Yahudi seutuhnya, berdaulat penuh atas semua wilayah yang dia ...